Jumat, 15 Februari 2008

LUBANG HITAM


Cahaya melengkung begitu dalam di dekat lubang hitam sehingga apabila Anda berada dekatnya dan berdiri membelakangi, Anda akan dapat melihat berbagai bayangan dari setiap bintang di jagat raya, dan dapat melihat bagian belakang dari kepala Anda sendiri.

Di bagian dalam sebuah lubang hitam, ketentuan-ketentuan soal jarak dan waktu berlaku kebalikan: seperti halnya saat ini Anda tidak dapat menghindar dari perjalanan menuju masa depan, di dalam lubang hitam Anda tidak dapat mengelak dari singularitas sentral.


Apabila Anda berdiri pada sebuah jarak aman dari lubang hitam dan melihat seorang teman terjatuh ke dalamnya, dia akan terlihat bergerak melamban dan hampir berhenti ketika sampai di tepian event horizon. Bayangan teman itu akan memudar dengan sangat cepat. Sayangnya, dari sudut pandangnya sendiri dia akan melintasi event horizon dengan aman, dan akan bertemu dengan ajalnya di singularitas.

Lubang-lubang hitam adalah objek-objek yang paling sederhana di jagat raya. Anda dapat menggambarkannya secara utuh dengan hanya mengetahui massa, olakan, dan muatan listriknya. Sebaliknya, untuk melukiskan secara utuh sebutir debu saja, Anda harus menjelaskan posisi dan kondisi seluruh atomnya.

Seperti yang ditemukan Hawking, lubang-lubang hitam dapat menguap, tetapi dengan sangat lambat. Bahkan untuk seukuran massa sebuah gunung akan bertahan selama sepuluh miliar tahun, dan untuk massa yang sama dengan matahari proses penguapan akan selesai setelah 10^ 67 tahun.

Lubang hitam tidak meradiasikan cahaya, dan sebuah objek yang terjatuh ke dalamnya tidak akan mampu lagi memancarkan cahayanya. Semua itu menjadikan upaya mendeteksi lubang hitam akan sangat menantang. Hanya ketika sebuah lubang hitam berada dalam wujudnya yang kembar dan efek gravitasi menyebabkan pasangannya itu menghasilkan gas, kita dapat mendeteksi sinar-X. Sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar lubang hitam terlihat sangat mirip dengan sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar bintang-bintang neutron.

Anda dapat pula menduga keberadaan sebuah lubang hitam di pusat sejumlah galaksi apabila bintang-bintang bergerak sangat cepat di sekitar sejumlah objek yang tidak terlihat.

Selasa, 05 Februari 2008

Pada tahun 1929, seorang astronom Amerika Edwin Hubble menunjukkan salah satu penemuan terbesar sepanjang sejarah astronomi. Ketika ia mengamati bintang-bintang menggunakan teleskop raksasa, ia dapati bahwa spektrum cahaya bintang-bintang itu berubah menjadi merah. Di dalam ilmu fisika, suatu benda yang memancarkan spektrum warna merah menunjukkan bahwa benda tersebut bergerak menjauhi pengamat. Hal ini memperjelas anggapan bahwa bintang-bintang bergerak menjauhi bumi secara teratur.
Jauh sebelum itu, Hubble telah membuktikan penemuan lain bahwa ternyata bintang dan galaksi tidak hanya menjauh dari kita, melainkan saling menjauh. Dan kesimpulan yang dapat ditarik adalah alam semesta ‘bertambah luas’ secara teratur.
Supaya kita dapat memahami gerakan meluasnya alam semesta ini, bayangkan ketika kita meniup balon berwarna hitam yang digambari dengan titik-titik berwarna putih sebagai perumpamaan bintang-bintang yang ada. Ketika balon mengembang, setiap bagian atau sisi dari balon tersebut akan bergerak saling menjauh. Demikian juga dengan gerak benda-benda angkasa yang saling bergerak menjauh sebagai akibat dari meluasnya alam semesta.
Berkaitan dengan alam semesta yang bertambah luas ini, andaikan waktu kita tarik mundur ke belakang, maka akan terbukti bahwa ia berasal dari sebuah titik tunggal. Secara matematis, titik tunggal ini memiliki makna bahwa semua zat atau materi yang ada di semesta ini mempunyai kerapatan yang tak terhingga dengan volume nol. Alam semesta terjadi karena adanya ledakan dari titik tunggal bervolume nol ini. Ledakan yang luar biasa ini menandai lahirnya alam semesta. Dalam Al Qur’an, Allah berfirman :

....أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi semula berpadu, kemudian keduanya kami pisahkan?” (QS. Al Anbiyaa : 30).
Meluasnya alam semesta merupakan salah satu bukti penting bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Meski kajian ilmiah ini baru ditemukan pada akhir abad ke-19, namun Allah telah menjelaskan semuanya di dalam Al Qur’an yang turun sebelum itu.

وَالسَّمَآءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca.” (QS. Ar Rahman : 7).
Alam semesta lahir 10-43 detik setelah permulaan waktu. Diameternya hanya seperseribu sentimeter (jauh lebih tipis dari titian rambut dibelah tujuh). Namun energinya luar biasa besar, sekira 1019 Giga elektron Volt (GeV). Tak ada artinya bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dibandingkan dengan ledakan dahsyat ini. Saat lahir, suhunya ditaksir 1032 juta Kelvin. Telur ayam cukup diletakkan 9,5 ribu trilyun kilometer dari alam semesta yang masih bayi ini, maka dalam waktu seperseribu detik telur langsung matang. Satu sentimeter saja telur itu diletakkan lebih dekat, telur kita hangus tak berbekas.
Dari sebuah bola kecil berdiameter seperseribu sentimeter dengan energi yang maha besar ini kemudian meledak dan mengembang menjadi kediaman 100 trilyun galaksi, yang masing-masing galaksi terdiri dari 100 trilyun bintang. Dan salah satu galaksi itu yaitu Bimasakti, menjadi tempat matahari sebagai salah satu bintang di mana bumi manusia mengorbit. Hukum fisika yang muncul bersamaan dengan teori ledakan dahsyat itu tidak berubah selama jangka waktu 15 milyar tahun. Selanjutnya, hukum-hukum fisika ini berlandaskan pada perhitungan yang begitu seksama sehingga selisih satu milimeter pun dari nilai yang berlaku dapat menyebabkan penghancuran struktur dan konfigurasi alam semesta.
Atom, bagian pembangun zat, menjadi ada setelah terjadinya Ledakan Dahsyat (Big Bang). Atom-atom ini kemudian mengumpul bersama-sama membentuk alam semesta dengan bintang, bumi, dan matahari. Kemudian, atom-atom tersebut membentuk kehidupan di bumi. Dengan berkumpulnya atom-atom, segala yang Anda lihat di sekitar Anda: tubuh Anda, kursi yang Anda duduki, buku yang ada di tangan Anda, langit yang terlihat melalui jendela, tanah, beton, buah-buahan, tanaman, semua makhluk hidup dan segala yang bisa Anda bayangkan itu telah memasuki kehidupan.
Bayangkan ketika sebuah ledakan terjadi di bumi. Bom Hiroshima, Nagasaki, Bom Bali, Tragedi WTC dan semua ledakan-ledakan lain yang pernah terjadi. Kesemuanya itu hanya akan menghasilkan produk ledakan berupa puing-puing tak teratur, pecahan-pecahan kaca, beton dan benda-benda lain yang rusak. Tidak demikian halnya dengan alam semesta. Alam semesta lahir dari ketidakteraturan menjadi keteraturan. Rencana dan tata aturan yang tiada banding itu tentunya membuktikan keberadaan Sang Pencipta dengan pengetahuan, kebijakan dan kekuatan yang tidak terbatas, Yang telah menciptakan zat dari sesuatu yang tidak ada dan Yang mengendalikan dan mengaturnya secara konsisten. Sang Pencipta ini ialah Allah, Penguasa langit, bumi dan seisinya.
Di masa depan? Terus mengembangkah alam ini, atau justru akan menyusut pada waktu tertentu? Wallahu alam bissawab. Hanya Allah Yang Maha Tahu jawabannya.

أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا فِي أَنفُسِهِم مَّاخَلَقَ اللهُ السَّمَاواتِ وَاْلأَرْضَ وَمَابَيْنَهُمَآ إِلاَّ بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ مُّسَمَّى وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ بِلِقَآئِ رَبِّهِمْ لَكَافِرُونَ
“Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.” (QS. Ar Ruum : 8).

Andi Nuryandi.

SAVE OUR PLANET

Seringkali kita percaya bahwa bencana memang ada, akan tetapi sangat jauh dari kita. Kematian ada, tetapi tidak akan menghampiri kita lekas-lekas. Segala macam ketakutan dan kerusakan di muka bumi seolah-olah hanya akan terjadi di belahan-belahan bumi yang lain, yang letaknya ratusan, bahkan ribuan kilometer dari tempat kita berada. Pemahaman seperti ini justru yang akan membuat kita seolah menipu diri kita sendiri. Kita baru akan meyakini bahwa bencana dan kematian begitu dekat tatkala kita merasakan sendiri akibatnya. Betapa bodohnya diri kita.
Berita yang belakangan semakin santer diperbincangkan adalah orang mulai menyadari akibat dari pemanasan global. Meningkatnya permukaan air laut sebagai bukti mencairnya es di kutub, melahirkan ketakutan-ketakutan yang tak pernah bisa terbayangkan, bahkan terpikirkan. Pemanfaatan bahan bakar fosil dalam kehidupan sehari-hari secara terus-menerus akan menghasilkan dampak tak baik bagi kita. Emisi karbondioksida (CO2) yang dikeluarkan akibat penggunaan bahan bakar fosil dalam jumlah besar akan semakin mencemaskan lapisan atmosfer bumi kita.
Ketika pabrik-pabrik, mesin-mesin kendaran dan peralatan rumah tangga memproduksi polutan berupa gas buang (terutama karbondioksida), gas ini akan bergerak mencari tekanan yang rendah ke atmosfer. Dan salah satu tempat bertekanan rendah di atmosfer adalah stratosfer yang dipenuhi oleh lapisan ozon (O3). Kita tahu bersama bahwa lapisan ozon merupakan lapisan pelindung bumi kita dari sengatan ultraviolet yang berasal dari matahari dan radiasi kosmik luar angkasa. Sinar ultraviolet ini sendiri bukanlah sinar yang ramah bagi kehidupan. Selain dapat menyebabkan tumbuhan mati, lahan tandus, juga dapat menyebabkan penyakit kanker kulit atau kardiovaskular dan bahkan kematian.
Ketika karbondioksida berkumpul di lapisan ozon, sebagian akan bereaksi dengan nitrogen (N2) dan lapisan ozon itu sendiri sehingga menghasilkan gas karbonmonoksida (CO) dan Nitrogen dioksida (NO2) yang juga membahayakan bagi kehidupan. Sebagian lagi menjadi efek rumah kaca yang sama berbahayanya.
Dalam seratus tahun terakhir, suhu global meningkat setengah derajat Celcius. Memang sebuah nilai yang kecil untuk membayangkan angka satu per dua. Tetapi dampaknya, bongkah-bongkah es di kutub mulai mencair dan tinggi permukaan air laut naik rata-rata 10 sampai 20 sentimeter. Jika konsumsi bahan bakar fosil tetap seperti laju saat ini, para pakar iklim memperhitungkan dalam abad mendatang, kenaikan suhu global akan mencapai rata-rata 1,4 hingga 5,8 sentigrade.
Lain dari itu, minyak bumi bukanlah sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Jika terus ditambang, suatu saat bahan bakar fosil ini akan habis. Arab Saudi dan Irak, sebagai pemilik cadangan minyak terbesar di dunia hanya tinggal memiliki sekira 400 milyar barrel minyak mentah saja, dan menurut perkiraan, itu akan habis paling lama sekira 50 tahun lagi.
Benarlah firman Allah dalam QS. Ar Ruum : 41, yang menyatakan :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا
لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar.”

Supaya kita terhindar dari bahaya akibat pemanasan global di atas, langkah-langkah yang ditempuh pemerintah kita adalah dengan menggalakkan penanaman sejuta pohon di setiap lingkungan masyarakat, instansi, maupun sekolah dengan tujuan untuk menyerap emisi gas karbondioksida akibat asap-asap pembuangan dari kendaraan bermotor maupun pabrik. Namun selain itu, juga perlu dipikirkan langkah-langkah pengurangan penggunaan bahan bakar fosil dengan cara mencari bahan bakar alternatif lain sebagai sumber energi yang hemat dan ramah lingkungan. Banyak di antara kita yang tidak menyadari bahwa sinar matahari, air terjun, angin, panas bumi (geotermal), laut dapat menghasilkan sumber energi.
Kemajuan teknologi yang pesat bukan hanya dimanfaatkan untuk setumpuk ambisi dan kekayaan pribadi, melainkan perlu juga dipertimbangkan berbagai dampak yang bisa merusak keindahan planet biru kita, yang pada akhirnya bisa mengancam kelangsungan hidup kita sendiri.

GRAVITASI

Saya tarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Sejenak saya berhenti menulis. Sebetulnya bukan begitu. Saya memanglah belum menulis apa-apa. Semenjak saya duduk di bawah pohon apel ini lima menit yang lalu, kenyataannya saya belum menulis apapun. Saya memang sedang bingung hendak menulis apa.
Beginilah malam-malam saya sekarang. Serba bingung. Dan karena kebingungan itulah saya kini tidak lagi bisa menjumpai inspirasi yang biasanya datang dengan cepat. Entah takdir atau bukan, entah disengaja atau tidak, seolah-olah saya dijauhi oleh berbagai hal. Setiap pekerjaan yang saya sentuh selalu berakhir dengan kegagalan. Dan Tuhan sepertinya memandang sebelah mata. Dia tak lagi menghampiri saya bersama keindahan-keindahan yang pernah saya alami sebelumnya. Bahkan bulan di atas sana pun seakan enggan menyapa dengan pantulan cahayanya yang biasa saya rasakan di waktu lain. Saat ini, ia hanya tersipu malu-malu di balik ketiak awan hitam.
Tiba-tiba saya dikejutkan oleh sesuatu yang jatuh menimpa kepala. Untung saja hanya sebuah apel. Andai saja bulan besar itu yang membentur kepala, tentu tubuh saya tidak akan berbentuk lagi.
Hey, tunggu!
Kalian merasakan sesuatu?
Adakah sesuatu yang aneh dari peristiwa yang baru saja saya alami?
Bayangkan sebuah benda kita tempatkan di suatu ketinggian. Ketika benda itu kita lepaskan, maka dia akan jatuh ke permukaan bumi. Tetapi mengapa bulan tidak? Jika kita jatuhkan apel dengan daun, maka yang lebih cepat sampai di tanah adalah apel karena apel lebih berat dari daun. Tetapi mengapa bulan tidak? Padahal bulan lebih berat dari apel maupun daun.
Kalian telah menemukan sesuatu? Apa yang kalian tahu? Adakah sesuatu yang aneh di situ? Kalian sudah tahu jawabannya?
Saya sendiri sudah memiliki jawabannya. Jika kita mengikat sebuah batu kecil dengan tali, kemudian ujung tali yang lain kita putar-putar di atas kepala kita, batu tidak akan jatuh karena ia berputar dengan kecepatan yang tetap. Dan jika tali tiba-tiba putus karena tenaga yang kita berikan terlalu besar, maka batu kecil tadi tentu akan terlempar jauh entah ke mana.
Hal seperti itulah yang menyebabkan bulan tidak jatuh ke bumi. Bulan bergerak hampir teratur mengelilingi planet kita sehingga ia tidak pernah jatuh ke bumi atau terlontar ke angkasa luar. Maha Besar Allah yang telah menjaga bulan supaya tetap pada posisi putarannya. Terimakasih Tuhan, Kau telah memberikan pelajaran yang sangat berharga pada saya malam ini. Ternyata Kau tidak mencampakkan saya. Saya tak lagi menyangsikan kebesaran karya-Mu. Akan saya kabari dunia dengan penemuan besar saya ini.
Selamat malam semuanya!



*) Cerita ini diilhami oleh peristiwa yang dialami Sir Isaac Newton tatkala menemukan hukum gravitasi antar planet.

Senin, 04 Februari 2008

MATAHARI

jangan katakan kau tak datang hari ini
sebab tanpamu, hari ini tak pernah ada

Untuk Sebuah Bintang yang bersinar di Bulan Oktober.

KABAR DARI LANGIT

Cahaya bukanlah sepenggal kata yang dapat dengan mudah kita preteli maknanya sebagai sebuah kata benda abstrak untuk sesuatu yang bebas bergerak di ruang vakum, mengalir seperti fluida di belakang rumah kita, atau terbelokkan oleh sebongkah kristal. Cahaya adalah kehidupan. Tanpa cahaya, tak pernah ada kehidupan. Selamat datang di website pribadi milik Andi Nuryandi.
Dalam website ini, Anda akan berkenalan dengan makhluk-makhluk yang sebagian orang tidak tahu, dan sebagian lagi tahu tapi tak mau tahu. Yokoso ato Aurora!!